Saturday, August 25, 2012

Membaca Buku: JOKOWI Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker

Seri postingan blog berjudul "Membaca: JOKOWI Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker" ini, bertutur tentang isi buku sekaligus menyediakan wadah diskusi tentang topik bahasannya. Anda yang sudah maupun belum membaca buku ini, dipersilakan menyimak dan berdiskusi.

Postingan suatu bab dari buku ini, memiliki tagar (hashtag) tersendiri memudahkan sebagai rujukan untuk komentar atau tanggapan dari bab yang bersangkutan.

Buku tulisan wartawan senior Yon Thayrun ini, bercerita tentang masa kecil Jokowi hingga menjadi walikota Solo.

Bab Tiga - Jokowi, Media Dan Wartawan

Hashtag atau tagar untuk bab tiga buku ini adalah #JokowiBab03 silakan gunakan hashtag ini untuk merujuk ke topik bahasan bab tiga buku ini, dalam setiap diskusi maupun komentar di social media 

Pada bab ini, sosok Jokowi digambarkan sebagai seorang wali kota yang dekat dengan wartawan. Bahkan, menurut seorang wartawan senior, berdasarkan pengalamannya selama 30 tahun terakhir, Jokowi merupakan satu - satunya wali kota yang menjalin hubungan yang sangat baik dengan wartawan.

Tidak seperti para pendahulunya, wali kota Jokowi sangat mudah untuk diwawancari. Entah melalui telepon maupun wawancara langsung, Jokowi sangat - sangat akomodatif. Di depan ruang kerja wali kota, wartawan bebas berkumpul dan bahkan disediakan kursi untuk menunggu. Setiap wartawan dapat melihat wali kota keluar masuk ruangan. Tidak ada yang ditutupi.

Dalam setiap pertemuan dengan wartawan, Jokowi selalu memastikan bahwa informasi yang dibutuhkan mereka sudah didapat. Dia kadang tidak perduli jika waktu yang terbatas untuk acara atau kegiatan selanjutnya, Jokowi tetap melayani pertanyaan para wartawan. Bahkan ditulis di buku itu, sering kali  ajudan sampai harus memberi isyarat kepada wali kota agar segera masuk ke mobil karena waktu yang sudah mepet untuk acara berikutnya, Jokowi tidak perduli.

Seorang wartawan senior sempat tercengang saat acara peringatan satu tahun masa jabatan Jokowi - Rudy. Kala itu diceritakan Jokowi mengumpulkan berbagai elemen masyarakat mulai dari karyawan kantor wali kota, pensiunan pejabat di pemkot Solo, LSM dan kelompok masyarakat lainnya untuk berdialog. Namun, sebelum dialog dimulai Jokowi mengajukan syarat kepada para peserta, tidak boleh menyampaikan pujian. Melainkan kritikan dan masukanlah yang diperlukan untuk disampaikan.

Seorang wartawan senior lain mengatakan, latar belakang Jokowi yang pengusaha dan bukan politisi atau anggota parpol yang membedakan pola pikir seorang Jokowi dibandingkan pola pikir para politisi pada umumnya. Jokowi tidak merasa perlu untuk bermain intrik - intrik politik dalam berkomunikasi dengan para wartawan dan media. Sehingga, Jokowi benar - benar mengedepankan kepentingan masyarakat dalam hubungannya dengan media.

Hal lain yang menarik dari bab ini, dikatakan bahwa Jokowi seorang kepala daerah pendidik pers. Secara tegas Jokowi menghilangkan tradisi pejabat member amplop kepada para pekerja pers. Karena dia juga tidak alergi dikritik. Kebijakan ini menimbulkan konsekuensi bahwa ada beberapa wartawan yang sudah terbiasa dengan tradisi amplop menjadi acuh tak acuh dengan gebrakan - gebrakan yang dilakukan Jokowi.

Di bagian akhir bab ini, dijelaskan bahwa Jokowipun terbuka untuk hal - hal yang bersifat pribadi. Saat dia berencana menonton konser group rock kesukaannya di Singapura, Jokowi menjelaskannya secara terbuka kepada wartawan. Sehingga, tidak ada kesempatan bagi media untuk memberitakan hal itu sebagai sesuatu berita miring, karena Jokowi melakukan hal tersebut tanpa mengganggu posisinya sebagai wali kota.

Jokowi: "Media dan wartawan itu adalah partner kerja saya"











Friday, August 24, 2012

Bab Enam - Jokowi dan Korupsi

 Hashtag atau tagar untuk bab enam buku ini adalah #JokowiBab06 silakan gunakan hashtag ini untuk merujuk ke topik bahasan bab enam buku ini, dalam setiap diskusi maupun komentar di social media 

Memberantas korupsi yang dilakukan Jokowi sebenarnya sederhana, sehingga patut dicontoh kepala-kepala daerah lain. Hanya saja butuh ketegasan dan kecerdasan untuk mengubah prosedur yang berbelit-belit jadi sederhana.

Berkat kepemimpinan Jokowi, kota  Solo bersama dengan Tegal dan Bali, menjadi 3 daerah yang paling rendah korupsinya di Indonesia. Bahkan menurut penilaian Transparancy International (lembaga anti korupsi internasional) skor nilai kota Solo (6,08) di atas negara Norwegia dan Singapura, 2 negara yang sangat terkenal anti korupsinya.

Bagaimana Jokowi melakukan pembenahan di kota Solo? Di bab ini dijelaskan beberapa langkah tegas dari Jokowi untuk mengubah birokrasi yang berbelit.

KTP dan Ijin Usaha

Pembuatan KTP di Solo sebelumnya membutuhkan waktu 2 minggu.  Oleh Jokowi sistemnya diubah menjadi hanya 1 hari saja. Semua pembuatan KTP dilakukan komputerisasi, sehingga cepat dan tidak lewat banyak meja alias suap.

Hal lain adalah ijin usaha. Sebagai seorang pengusaha yang mulai dari bawah, Jokowi sadar betul pentingnya ijin usaha. Bila sebelumnya sebuah ijin usaha di Solo jadi obyekan pemerasan selama 6-8 bulan, maka oleh Jokowi diubah hanya 6 hari saja, tanpa mesti sogok sana sini. Bahkan untuk UKM, dibebaskan biayanya oleh Pemkot Solo. Kata Jokowi, ijin usaha ini penting untuk UKM terutama untuk mendapatkan modal dari bank, karena itu pemerintah membebaskan biayanya.

Puskesmas dan PSK

Satu kebiasaan buruk puskesmas di Solo ( dan juga di daerah lain), setelah jam 13.00 pegawainya kabur ketika makan siang dan tidak balik lagi. Maka layanan puskesmas pun jadi tidak maksimal. Semenjak Jokowi memimpin Solo, tidak ada lagi cerita di atas. Puskemas buka sampai sore bahkan ada 13 puskesmas yang sudah mendapat ISO 2001.

Cerita lain adalah anggaran pemerintah sebesar 100 - 300 juta untuk pembinaan atau rehabilitasi PSK (pekerja seks komersial) pun dihapus oleh Jokowi. Bukan tanpa alasan. Menurut Jokowi, setiap tahun dana ini selalu mengucur, sementara PSK bukannya berkurang tapi bertambah. Maka Jokowi dengan berani menghapus anggaran ini karena tidak jelas manfaatnya. Tapi dia akan kucurkan dana ini lagi kalau ada program yang jelas. “Jika realistis, 10 milyar pun akan saya kucurkan asal jumlah PSK di Solo berkurang,”demikian tantang Jokowi kepada anak buahnya.  

Procurement dan Mider Projo

Salah satu sumber korupsi adalah ketika pengadaan barang. Sudah jadi rahasia umum, korupsi pengadaan barang adalah lahan basah. Untuk mengatasi ini Jokowi mengubah proses pengadaan barang lewat e-procurement yaitu secara elektronik berbasis internet, sehingga transparansi terjamin.

Hal lain gebrakan Jokowi adalah mengubah proses pelelangan yang umumnya terjadi di pemerintahan menjadi sayembara. Misalnya proyek penataan koridor jalan Martadinata ke jalan Sudirman, dilakukan lewat sayembara. Ada 27 arsitek dan konsultan yang ikut sayembar. Jurinya pun para pakar, salah satunya Prof. Eko Budiharjo , mantan rektor Undip , ahli urban desain. Maka yang terpilih proyek ini adalah benar-benar murni hasil yang terbaik.

Salah satu kelebihan Jokowi dibanding pejabat lain adalah konsistensinya untuk turun ke bawah langsung (tidak hanya ketika kampanye). Jokowi memberi istilah ini mider projo atau keliling kota dengan sepeda untuk bertemu dengan masyarakat. Dengan bertatap muka langsung, Jokowi dapat masukan langsung pada masalah-masalah yang dihadapi kota maupun masyarakatnya. Kalau masalah bisa diselesaikan di tempat, maka akan diselesaikan. Tetapi bila tidak, maka masalah-masalah itu menjadi bahan untuk rapat dengan bawahannya.

Kegiatan mider projo ini tidak dilakukan Jokowi ( dan wakil walikota FX Rudyanto) saja , dia mewajibkan kepala-kepala dinas, camat sampai lurah untuk melakukan keliling di wilayah masing-masing. Dengan begitu, masalah-masalah cepat tertangani.

Hasil dari gebrakan Jokowi ini membuat kota Solo masuk 5 besar kota yang bagus untuk investasi karena sistem birokrasi yang efisien dan efektif.





Thursday, August 23, 2012

Bab Dua - Dari Tukang Kayu Menjadi Walikota

Hashtag atau tagar untuk bab dua buku ini adalah #JokowiBab02 silakan gunakan hashtag ini untuk merujuk ke topik bahasan bab dua buku ini, dalam setiap diskusi maupun komentar di social media 

Industri perkayuan memang sangat dekat dengan kehidupan Jokowi. Hidup dalam lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya adalah pelaku bisnis kayu, termasuk kakek, ayah dan pakdenya, sangat wajar jika kemudian Jokowi juga terobsesi sebagai pengusaha kayu, atau lebih tepatnya kemudian sebagai pengusaha mebel.

Menyerut kayu, mengecat hingga menjadi kuli angkut mebel.

Di awal bab dua ini, diceritakan Jokowi sempat bekerja di pabrik kayu milik pakdenya selama setahun, sebelum memutuskan untuk benar - benar berusaha sendiri. Kekuatan karakter Jokowi sangat nampak mempengaruhi kesuksesannya dalam berusaha. Dibesarkan dalam lingkungan yang sangat dekat dengan industri yang digelutinya, yaitu perkayuan, serta tempaan hidup yang sangat keras sejak kecil membuat Jokowi dapat melalui tantangan dan rintangan awal perjalanannya sebagai pengusaha.

Bermodal pinjaman bank sebesar 30 juta rupiah yang tidak mencukupi, Jokowi dikatakan bersyukur memulai usahanya dari nol karena dapat melakukan segalanya sendiri. Untuk mensiasati efisiensi jumlah pekerja yang minimal misalnya, Jokowi tidak segan dan cukup cakap mengerjakan hal - hal seperti menyerut kayu, mengecat, menata barang dalam kontainer hingga menjadi kuli angkut mebel.

Kerja keras yang berbuah manis, karena pada tahun kedua usahanya telah berhasil menembus pasar di luar Solo, seperti Jakarta dan kota - kota besar lainnya. Bahkan di tahun ke tiga sudah berhasil melakukan ekspor produk mebelnya ke Perancis. Sebuah pencapaian yang luar biasa dari sebuah perusahaan baru yang dimulai dari nol! perusahaan yang awalnya hanya memliki 3 orang karyawan telah berkembang menjadi 1200 orang yang bekerja di 8 pabrik miliknya.

Nama Jokowi dari Perancis

Nama pendek Jokowi yang berasal dari nama aslinya Joko Widodo memang sudah menjadi nama yang sangat populer dan dekat di masyarakat. Ternyata nama Jokowi itu berasal dari kenalan yang juga relasi bisnisnya yang orang Perancis. Nama tersebut tercipta untuk membedakannya dengan begitu banyak nama Joko lain yang digunakan oleh orang - orang Idonesia.

Begitulah, nama itu kemudian dengan setia tertera di baju dinas hingga kartu nama resmi wali kotanya hingga kini.

Menuju Solo 1

Tak memiliki pengalaman dan latar belakang kegiatan di partai politik, ternyata tak menghalangi Jokowi menjadi seorang kepala daerah sepopuler Solo. Jokowi dikatakan menyebut perjalanan karirnya hingga menjadi seorang wali kota adalah sebuah "kecelakaan politik".

Membaca dengan runut isi buku ini bagian demi bagian, semakin mudah dipahami sosok seorang Jokowi yang mampu mengelola setiap potensi yang ada dalam dirinya menjadi apapun yang diinginkannya. Tak heran sang istri berulang kali menyampaikan kekagumannya akan "insting" yang dimiliki oleh suaminya itu, yang dikatakan selalu tepat.

Pergaulan yang luas, relasi dengan begitu banyak orang dari berbagai kalangan mampu dimanfaatkan dan dikapitalisasi oleh Jokowi menjadi sesuatu yang lebih berarti baik untuk pengembangan pribadi, orang - orang sekitarnya, hingga masyarakat luas.

Berawal dari pengalamannya membentuk dan memimpin organisasi yang mewadahi para pelaku bisnis mebel, Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Jokowi dalam waktu singkat menjadi sosok yang dituakan dan menjadi tumpuan harapan untuk dapat membuka berbagai peluang bisnis dan memajukan industri usaha kecil menengah, utamanya di kota Solo.

Didapuk untuk memimpin organisasi itu hingga dua periode, 2002 - 2004 dan 2004 - 2008, Jokowi terpaksa harus melepas jabatannya itu pada tahun 2005 karena pada saat itu dirinya mulai secara aktif bersentuhan dengan dunia politik, dengan maju dalam pilkada Solo.

Jokowi yang disebutkan tidak pernah membayangkan akan memimpin kota Solo, tergerak untuk mencalonkan diri dan maju dalam pilkada karena didasari pada rasa gemas dalam dirinya melihat lambatnya perkembangan Solo dari masa ke masa. Kota yang dikatakannya semakin tidak rapi, terutama dengan masalah PKL yang tidak dikelola dengan baik, menjadikan Solo tidak memiliki daya tarik. Hotel semakin tidak laku. Padalah Solo memiliki potensi yang luar biasa.

Tidak mau melakukan apapun untuk sebuah kegagalan

Karakter lain yang menonjol dan menjadi faktor penting kesuksesan seorang Jokowi adalah, prinsipnya yang tidak mau melakukan apapun untuk sebuah kegagalan. Semua rencana harus dipertimbangkan dan diperhitungkan masak - masak. Bagi Jokowi, bila menargetkan kemenangan dalam sebuah kompetisi berarti harus menang dan tujuan serta kepentingannya harus jelas.

Keputusan terjun ke dunia politik dan maju dalam pilkada dipetakan dengan seksama bersama rekan - rekannya di Asmindo. Dukungan penuh diperoleh dari rekan - rekannya itu yang juga memiliki perasaan dan kegalauan yang sama menyangkut perkembangan kota Solo. Hingga akhirnya keputusan penting diambil oleh Jokowi untuk maju dalam pilkada Solo periode 2005 - 2010.

Sebagai kendaraan politik, Jokowi saat itu mempertimbangkan dua pilihan strategi untuk kemenangannya di pilkada. Pertama, melalui PDI Perjuangan yang dikenal memiliki konstituen yang sangat banyak di Solo, atau pilihan kedua, melalui koalisi parpol untuk mengimbangi dan mengalahkan PDI Perjuangan. Setelah perkenalannya dengan ketua DPC PDI Perjuangan Solo, F.X Hadi Rudyatmo
maka Jokowi memutuskan untuk merapat ke partai besar tersebut sebagai kendaraan politiknya. Bahkan Jokowi dan F.X Hadi Rudyatmo berpasangan maju sebagai Cagub dan Cawagub.

Lagi - lagi, buah manis atas pertimbangan dan kalkulasi yang matang serta strategi pemenangan yang tepat, Jokowi memenangkan pilkada Solo periode 2005 - 2010 dengan persentase kemenangan lebih dari 37 persen.

Buat KTP Solo, dari dua minggu menjadi satu jam

Kemenangan di pilkada tidak serta merta membuat Jokowi memperoleh dukungan dari masyarakat Solo di awal kepemimpinannya. Bahkan faktor "body" menjadi penyebab keraguan berbagai pihak, yang konon mengatakan Jokowi tidak memiliki potongan untuk menjadi seorang wali kota. Bukan Jokowi namanya kalau tidak mampu mengatasi tantangan. Gebrakan nyata pun dilakukannya dengan mempersingkat waktu pembuatan KTP dari dua pekan menjadi hanya satu jam. Juga sektor pelayanan perizinan, yang semula dapat memakan waktu 6 hingga 8 bulan, dengan konsep one stop service hanya memerlukan waktu 6 hari untuk penyelesaiannya.

Tidak heran bila perubahan sistem secara besar - besaran ini, menimbulkan resistensi di jajaran aparat pemerintahannya. Dan sejumlah lurah serta camat, termasuk kepala dinas yang tidak sepenuh hati mendukung sistem yang baru tanpa ampun dicopot jabatannya.

Jokowi yang nguwongke  

Menutup bab dua, penulis mendeskripsikan Jokowi sebagai sosok yang membumi, sederhana dan tidak menggunakan kekuasaan untuk unjuk kekuatan kepada bawahannya. Sejak berkiprah sebagai pimpinan perusahaan hingga kepala daerah, Jokowi lebih mengedepankan pendekatan yang lembut apabila ada masalah. Jokowi berujar "Siapapun orangnya harus di-wongi"

Kecerdasan dan empati yang tinggi membuat Jokowi lengkap sebagai pemimpin rakyat. Sikap tenang dan pendiam, mungkin dapat mengecoh persepsi banyak orang tentang dirinya. Yang pasti, Jokowi adalah seorang yang berani mengambil resiko dan totalitas tinggi. Dalam segala hal. Membuat pabrik misalnya, seorang sahabatny menuturkan Jokowi tidak ingin setengah - setengah, Jokowi tak ingin membangun pabrik hanya untuk kapasitas 3 atau 4 kontainer, tetapi untuk kapasitas 50 kontainer sekaligus.

Semakin jelas, karakter yang kuat inilah yang tidak hanya membuat Jokowi sebagai pemimpin yang dicintai rakyatnya, yang dipilih memimpin Solo untuk periode kedua dengan kemenangan lebih dari 90%  namun juga sukses membenahi Solo menjadi The Spirit of Java. 






















Sunday, August 19, 2012

Bab Satu - Masa Kecil Hingga Kuliah

Hashtag atau tagar untuk bab satu buku ini adalah #JokowiBab01 silakan gunakan hashtag ini untuk merujuk ke topik bahasan bab satu buku ini, dalam setiap diskusi maupun komentar di social media 

MASA KECIL HINGGA KULIAH

Lahir pada tanggal 21 Juni 1961, masa kecil tokoh yang makin populer akhir - akhir ini, terutama sejak menjadi calon gubernur DKI  Jokowi, ternyata dilalui dalam kondisi dan tuntutan hidup yang sulit. Makan sulit, tidurpun sulit. Dibesarkan oleh orang tua yang miskin, dan hidup dari hasil berjualan kayu gergajian untuk bahan perabot rumah tangga, keluarga Jokowi hidup secara nomaden dari satu bantaran kali ke bantaran kali lainnya.

Namun, menjadi dapat dipahami jika ternyata tempaan hidup yang keraslah, yang membuat Jokowi yang sejak kecil terbiasa dengan kondisi kehidupan yang sulit, telah menjadikannya sosok yang apa anane, tidak neko -neko (apa adanya dan tidak macam - macam) bahkan hingga saat ini.

Layaknya cerita - cerita klasik tentang tokoh hebat dengan masa kecil hingga masa muda yang penuh perjuangan, di bab ini disebutkan pula Jokowi kecil ternyata memiliki kecerdasan dan talenta yang besar. Kerap menjadi juara kelas semasa SD hingga SMA, walaupun harus belajar dengan fasilitas minim seperti lampu petromak di malam hari, Jokowi tekun dan rajin belajar. Tak hanya itu, Jokowi juga memiliki hobby yang juga menjadi talentanya yaitu menggambar. Hobby yang terus ditekuninya hingga saat ini, dan konon rumah dinasnya dihiasi berbagai lukisan hasil karyanya.

Musik Rock

Bahwa Jokowi adalah calon gubernur yang juga pecinta musik rock, sudah banyak diketahui masyarakat luas. Di buku ini diceritakan awal sang calon gubernur terobsesi musik rock adalah karena seringnya menyaksikan grup musik cadas Trencem berlatih di kotanya, Solo. Selanjutnya musik rock dikatakan oleh Jokowi sebagai pembangkit motivasi dan spirit kehidupan.

Seperti juga anak - anak ABG seusianya, obsesi musik rock juga membuat Jokowi berusaha mewujudkan kecintaannya pada jenis musik keras ini dengan bergaya dan berakting ala musikus rock, termasuk menggondrongkan rambut, hingga bergaya dan berpenampilan bak penyanyi rock. Bahwa kemudian aksinya ini menuai masalah, terutama dengan pihak sekolah, memang mudah ditebak dapat teratasi oleh kecermelangan prestasi sekolah Jokowi.

Kecintaannya pada musik rock hingga kini, kerap kali mencuatkan inisiatif - inisiatif yang didasari pada antusiasmenya terhadap jenis musik ini. Bahkan Jokowi dapat dengan mudah akrab dengan grup - grup musik cadas yang digemari anaknya seperti Lamb of God.

Kuliah di UGM

Jokowi mengenyam pendidikan tinggi sebagai mahasiswa Teknik Kayu, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Walau kuliahnya harus dibiayai dengan bersusah payah oleh orang tua, pakde hingga neneknya, Jokowi menyelesaikan masa kuliahnya selama 4,5 tahun dengan hasil studi yang memuaskan.

Di buku ini pula, diceritakan masa - masa kuliah juga dilalui dengan masa pacaran bersama Iriana, yang kini menjadi istrinya. Masa - masa pacaran yang juga tidak mudah, karena harus dilalui dengan hubungan antar kota Yogyakarta - Solo.

Jokowi yang digambarkan dalam buku ini sebagai sosok yang kurus, tinggi, gondrong dengan pakaian lusuh tak terawat, toh mendapat tempat istimewa di hati sang kekasih (waktu itu), Jokowi dikatakan sebagai sosok yang baik, pintar dan ngemong. "Buat apa nyari suami cakep tapi bodoh, biar elek asal pinter" ujar sang istri yang dikutip dalam buku ini.

Di bagian akhir bab ini, dikisahkan bahwa selepas kuliah di UGM, Jokowi sempat bekerja di PT Kertas Kraft Aceh yang berlokasi di Aceh. Pekerjaan yang dilakoninya selama enam bulan. Saat istrinya hamil, Jokowi dan istrinya kembali ke Solo, sesuatu yang selalu dirindukannya. Dan saat itu pula, mengandalkan instingnya yang kuat, didorong oleh mimpi untuk membuka usaha sendiri, Jokowi mewujudkan mimpinya sebagai pengusaha di kota kelahirannya Solo.