Hashtag atau tagar untuk bab enam buku ini adalah #JokowiBab06 silakan
gunakan hashtag ini untuk merujuk ke topik bahasan bab enam buku ini,
dalam setiap diskusi maupun komentar di social media
Memberantas korupsi yang dilakukan Jokowi sebenarnya sederhana, sehingga patut dicontoh kepala-kepala daerah lain. Hanya saja butuh ketegasan dan kecerdasan untuk mengubah prosedur yang berbelit-belit jadi sederhana.
Memberantas korupsi yang dilakukan Jokowi sebenarnya sederhana, sehingga patut dicontoh kepala-kepala daerah lain. Hanya saja butuh ketegasan dan kecerdasan untuk mengubah prosedur yang berbelit-belit jadi sederhana.
Berkat kepemimpinan Jokowi, kota Solo bersama dengan Tegal dan Bali, menjadi 3
daerah yang paling rendah korupsinya di Indonesia. Bahkan menurut penilaian
Transparancy International (lembaga anti korupsi internasional) skor nilai kota
Solo (6,08) di atas negara Norwegia dan Singapura, 2 negara yang sangat
terkenal anti korupsinya.
Bagaimana Jokowi melakukan pembenahan di kota Solo? Di bab
ini dijelaskan beberapa langkah tegas dari Jokowi untuk mengubah birokrasi yang
berbelit.
KTP dan Ijin Usaha
Pembuatan KTP di Solo sebelumnya membutuhkan waktu 2
minggu. Oleh Jokowi sistemnya diubah
menjadi hanya 1 hari saja. Semua pembuatan KTP dilakukan komputerisasi,
sehingga cepat dan tidak lewat banyak meja alias suap.
Hal lain adalah ijin usaha. Sebagai seorang pengusaha yang
mulai dari bawah, Jokowi sadar betul pentingnya ijin usaha. Bila sebelumnya sebuah
ijin usaha di Solo jadi obyekan pemerasan selama 6-8 bulan, maka oleh Jokowi
diubah hanya 6 hari saja, tanpa mesti sogok sana sini. Bahkan untuk UKM,
dibebaskan biayanya oleh Pemkot Solo. Kata Jokowi, ijin usaha ini penting untuk
UKM terutama untuk mendapatkan modal dari bank, karena itu pemerintah
membebaskan biayanya.
Puskesmas dan PSK
Satu kebiasaan buruk puskesmas di Solo ( dan juga di daerah lain),
setelah jam 13.00 pegawainya kabur ketika makan siang dan tidak balik lagi. Maka
layanan puskesmas pun jadi tidak maksimal. Semenjak Jokowi memimpin Solo, tidak
ada lagi cerita di atas. Puskemas buka sampai sore bahkan ada 13 puskesmas yang
sudah mendapat ISO 2001.
Cerita lain adalah anggaran pemerintah sebesar 100 - 300
juta untuk pembinaan atau rehabilitasi PSK (pekerja seks komersial) pun dihapus
oleh Jokowi. Bukan tanpa alasan. Menurut Jokowi, setiap tahun dana ini selalu
mengucur, sementara PSK bukannya berkurang tapi bertambah. Maka Jokowi dengan
berani menghapus anggaran ini karena tidak jelas manfaatnya. Tapi dia akan
kucurkan dana ini lagi kalau ada program yang jelas. “Jika realistis, 10 milyar
pun akan saya kucurkan asal jumlah PSK di Solo berkurang,”demikian tantang
Jokowi kepada anak buahnya.
Procurement dan Mider Projo
Salah satu sumber korupsi adalah ketika pengadaan barang.
Sudah jadi rahasia umum, korupsi pengadaan barang adalah lahan basah. Untuk
mengatasi ini Jokowi mengubah proses pengadaan barang lewat e-procurement yaitu
secara elektronik berbasis internet, sehingga transparansi terjamin.
Hal lain gebrakan Jokowi adalah mengubah proses pelelangan
yang umumnya terjadi di pemerintahan menjadi sayembara. Misalnya proyek
penataan koridor jalan Martadinata ke jalan Sudirman, dilakukan lewat
sayembara. Ada 27 arsitek dan konsultan yang ikut sayembar. Jurinya pun para
pakar, salah satunya Prof. Eko Budiharjo , mantan rektor Undip , ahli urban
desain. Maka yang terpilih proyek ini adalah benar-benar murni hasil yang
terbaik.
Salah satu kelebihan
Jokowi dibanding pejabat lain adalah konsistensinya untuk turun ke bawah
langsung (tidak hanya ketika kampanye). Jokowi memberi istilah ini mider projo atau keliling kota dengan
sepeda untuk bertemu dengan masyarakat. Dengan bertatap muka langsung, Jokowi
dapat masukan langsung pada masalah-masalah yang dihadapi kota maupun
masyarakatnya. Kalau masalah bisa diselesaikan di tempat, maka akan
diselesaikan. Tetapi bila tidak, maka masalah-masalah itu menjadi bahan untuk
rapat dengan bawahannya.
Kegiatan mider projo ini tidak dilakukan Jokowi ( dan wakil
walikota FX Rudyanto) saja , dia mewajibkan kepala-kepala dinas, camat sampai
lurah untuk melakukan keliling di wilayah masing-masing. Dengan begitu,
masalah-masalah cepat tertangani.
Hasil dari gebrakan Jokowi ini membuat kota Solo masuk 5
besar kota yang bagus untuk investasi karena sistem birokrasi yang efisien dan
efektif.
No comments:
Post a Comment