Thursday, August 23, 2012

Bab Dua - Dari Tukang Kayu Menjadi Walikota

Hashtag atau tagar untuk bab dua buku ini adalah #JokowiBab02 silakan gunakan hashtag ini untuk merujuk ke topik bahasan bab dua buku ini, dalam setiap diskusi maupun komentar di social media 

Industri perkayuan memang sangat dekat dengan kehidupan Jokowi. Hidup dalam lingkungan yang sebagian besar masyarakatnya adalah pelaku bisnis kayu, termasuk kakek, ayah dan pakdenya, sangat wajar jika kemudian Jokowi juga terobsesi sebagai pengusaha kayu, atau lebih tepatnya kemudian sebagai pengusaha mebel.

Menyerut kayu, mengecat hingga menjadi kuli angkut mebel.

Di awal bab dua ini, diceritakan Jokowi sempat bekerja di pabrik kayu milik pakdenya selama setahun, sebelum memutuskan untuk benar - benar berusaha sendiri. Kekuatan karakter Jokowi sangat nampak mempengaruhi kesuksesannya dalam berusaha. Dibesarkan dalam lingkungan yang sangat dekat dengan industri yang digelutinya, yaitu perkayuan, serta tempaan hidup yang sangat keras sejak kecil membuat Jokowi dapat melalui tantangan dan rintangan awal perjalanannya sebagai pengusaha.

Bermodal pinjaman bank sebesar 30 juta rupiah yang tidak mencukupi, Jokowi dikatakan bersyukur memulai usahanya dari nol karena dapat melakukan segalanya sendiri. Untuk mensiasati efisiensi jumlah pekerja yang minimal misalnya, Jokowi tidak segan dan cukup cakap mengerjakan hal - hal seperti menyerut kayu, mengecat, menata barang dalam kontainer hingga menjadi kuli angkut mebel.

Kerja keras yang berbuah manis, karena pada tahun kedua usahanya telah berhasil menembus pasar di luar Solo, seperti Jakarta dan kota - kota besar lainnya. Bahkan di tahun ke tiga sudah berhasil melakukan ekspor produk mebelnya ke Perancis. Sebuah pencapaian yang luar biasa dari sebuah perusahaan baru yang dimulai dari nol! perusahaan yang awalnya hanya memliki 3 orang karyawan telah berkembang menjadi 1200 orang yang bekerja di 8 pabrik miliknya.

Nama Jokowi dari Perancis

Nama pendek Jokowi yang berasal dari nama aslinya Joko Widodo memang sudah menjadi nama yang sangat populer dan dekat di masyarakat. Ternyata nama Jokowi itu berasal dari kenalan yang juga relasi bisnisnya yang orang Perancis. Nama tersebut tercipta untuk membedakannya dengan begitu banyak nama Joko lain yang digunakan oleh orang - orang Idonesia.

Begitulah, nama itu kemudian dengan setia tertera di baju dinas hingga kartu nama resmi wali kotanya hingga kini.

Menuju Solo 1

Tak memiliki pengalaman dan latar belakang kegiatan di partai politik, ternyata tak menghalangi Jokowi menjadi seorang kepala daerah sepopuler Solo. Jokowi dikatakan menyebut perjalanan karirnya hingga menjadi seorang wali kota adalah sebuah "kecelakaan politik".

Membaca dengan runut isi buku ini bagian demi bagian, semakin mudah dipahami sosok seorang Jokowi yang mampu mengelola setiap potensi yang ada dalam dirinya menjadi apapun yang diinginkannya. Tak heran sang istri berulang kali menyampaikan kekagumannya akan "insting" yang dimiliki oleh suaminya itu, yang dikatakan selalu tepat.

Pergaulan yang luas, relasi dengan begitu banyak orang dari berbagai kalangan mampu dimanfaatkan dan dikapitalisasi oleh Jokowi menjadi sesuatu yang lebih berarti baik untuk pengembangan pribadi, orang - orang sekitarnya, hingga masyarakat luas.

Berawal dari pengalamannya membentuk dan memimpin organisasi yang mewadahi para pelaku bisnis mebel, Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Jokowi dalam waktu singkat menjadi sosok yang dituakan dan menjadi tumpuan harapan untuk dapat membuka berbagai peluang bisnis dan memajukan industri usaha kecil menengah, utamanya di kota Solo.

Didapuk untuk memimpin organisasi itu hingga dua periode, 2002 - 2004 dan 2004 - 2008, Jokowi terpaksa harus melepas jabatannya itu pada tahun 2005 karena pada saat itu dirinya mulai secara aktif bersentuhan dengan dunia politik, dengan maju dalam pilkada Solo.

Jokowi yang disebutkan tidak pernah membayangkan akan memimpin kota Solo, tergerak untuk mencalonkan diri dan maju dalam pilkada karena didasari pada rasa gemas dalam dirinya melihat lambatnya perkembangan Solo dari masa ke masa. Kota yang dikatakannya semakin tidak rapi, terutama dengan masalah PKL yang tidak dikelola dengan baik, menjadikan Solo tidak memiliki daya tarik. Hotel semakin tidak laku. Padalah Solo memiliki potensi yang luar biasa.

Tidak mau melakukan apapun untuk sebuah kegagalan

Karakter lain yang menonjol dan menjadi faktor penting kesuksesan seorang Jokowi adalah, prinsipnya yang tidak mau melakukan apapun untuk sebuah kegagalan. Semua rencana harus dipertimbangkan dan diperhitungkan masak - masak. Bagi Jokowi, bila menargetkan kemenangan dalam sebuah kompetisi berarti harus menang dan tujuan serta kepentingannya harus jelas.

Keputusan terjun ke dunia politik dan maju dalam pilkada dipetakan dengan seksama bersama rekan - rekannya di Asmindo. Dukungan penuh diperoleh dari rekan - rekannya itu yang juga memiliki perasaan dan kegalauan yang sama menyangkut perkembangan kota Solo. Hingga akhirnya keputusan penting diambil oleh Jokowi untuk maju dalam pilkada Solo periode 2005 - 2010.

Sebagai kendaraan politik, Jokowi saat itu mempertimbangkan dua pilihan strategi untuk kemenangannya di pilkada. Pertama, melalui PDI Perjuangan yang dikenal memiliki konstituen yang sangat banyak di Solo, atau pilihan kedua, melalui koalisi parpol untuk mengimbangi dan mengalahkan PDI Perjuangan. Setelah perkenalannya dengan ketua DPC PDI Perjuangan Solo, F.X Hadi Rudyatmo
maka Jokowi memutuskan untuk merapat ke partai besar tersebut sebagai kendaraan politiknya. Bahkan Jokowi dan F.X Hadi Rudyatmo berpasangan maju sebagai Cagub dan Cawagub.

Lagi - lagi, buah manis atas pertimbangan dan kalkulasi yang matang serta strategi pemenangan yang tepat, Jokowi memenangkan pilkada Solo periode 2005 - 2010 dengan persentase kemenangan lebih dari 37 persen.

Buat KTP Solo, dari dua minggu menjadi satu jam

Kemenangan di pilkada tidak serta merta membuat Jokowi memperoleh dukungan dari masyarakat Solo di awal kepemimpinannya. Bahkan faktor "body" menjadi penyebab keraguan berbagai pihak, yang konon mengatakan Jokowi tidak memiliki potongan untuk menjadi seorang wali kota. Bukan Jokowi namanya kalau tidak mampu mengatasi tantangan. Gebrakan nyata pun dilakukannya dengan mempersingkat waktu pembuatan KTP dari dua pekan menjadi hanya satu jam. Juga sektor pelayanan perizinan, yang semula dapat memakan waktu 6 hingga 8 bulan, dengan konsep one stop service hanya memerlukan waktu 6 hari untuk penyelesaiannya.

Tidak heran bila perubahan sistem secara besar - besaran ini, menimbulkan resistensi di jajaran aparat pemerintahannya. Dan sejumlah lurah serta camat, termasuk kepala dinas yang tidak sepenuh hati mendukung sistem yang baru tanpa ampun dicopot jabatannya.

Jokowi yang nguwongke  

Menutup bab dua, penulis mendeskripsikan Jokowi sebagai sosok yang membumi, sederhana dan tidak menggunakan kekuasaan untuk unjuk kekuatan kepada bawahannya. Sejak berkiprah sebagai pimpinan perusahaan hingga kepala daerah, Jokowi lebih mengedepankan pendekatan yang lembut apabila ada masalah. Jokowi berujar "Siapapun orangnya harus di-wongi"

Kecerdasan dan empati yang tinggi membuat Jokowi lengkap sebagai pemimpin rakyat. Sikap tenang dan pendiam, mungkin dapat mengecoh persepsi banyak orang tentang dirinya. Yang pasti, Jokowi adalah seorang yang berani mengambil resiko dan totalitas tinggi. Dalam segala hal. Membuat pabrik misalnya, seorang sahabatny menuturkan Jokowi tidak ingin setengah - setengah, Jokowi tak ingin membangun pabrik hanya untuk kapasitas 3 atau 4 kontainer, tetapi untuk kapasitas 50 kontainer sekaligus.

Semakin jelas, karakter yang kuat inilah yang tidak hanya membuat Jokowi sebagai pemimpin yang dicintai rakyatnya, yang dipilih memimpin Solo untuk periode kedua dengan kemenangan lebih dari 90%  namun juga sukses membenahi Solo menjadi The Spirit of Java. 






















No comments:

Post a Comment